Selasa, 15 Februari 2011

Suku Dayak - Kalimantan Timur

Suku Dayak


Dayak atau Daya adalah suku-suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan, lebih tepat lagi adalah yang memiliki budaya sungai dimasa sekarang yaitu setelah berkembangnya agama Islam di Borneo, sebelumnya

Budaya masyarakat Dayak adalah Budaya Maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama keluarga.

Tradisi Suku Dayak dan adat istiadat yang diwariskan secara turun-temurun, tetap terpelihara hingga kini. Suku Dayak yang terkenal dengan berbagai macam ilmu supranaturalnya ini memegang teguh adat istiadat mereka sehingga dunia mistik yang mereka miliki ini memiliki kekuatan yang tetap sama kuatnya seperti zaman dahulu.
Berikut ini akan dijabarkan adat istiadat suku Dayak yang terkenal dan masih dilaksanakan hingga sekarang :

         Uparacara Tiwah; ritual adat untuk mengantarkan tulang belulang orang yang sudah meninggal ke sebuah rumah kecil yang secara istimewa mereka buat sebagai tempat peristirahatan terakhir orang tersebut.
         Mistik; Suku Dayak terkenal dengan keahlian dalam dunia mistiknya yang sangat kuat dan hebat sehingga tidak salah jika masyarakat kita saat ini pun masih sangat segan jika berhadapan dengan suku Dayak.
         Tradisi Mangkuk Merah; jika keadaan suku mereka dalam kondisi yang membahayakan, maka sebuah mangkuk merah yang merupakan lambang persatuan akan segera beredar dari satu kampung ke kampung yang lain dengan sangat cepat. 

Kode-kode Suku Dayak

         Mengirim tombak yang telah diikat rotan merah (telah dijernang) berarti menyatakan perang, dalam bahasa Dayak Ngaju "Asang".
         Mengirim sirih dan pinang berarti si pengirim hendak melamar salah seorang gadis yang ada dalam rumah yang dikirimi sirih dan pinang.
         Mengirim seligi (salugi) berarti mohon bantuan, kampung dalam bahaya.
         Mengirim tombak bunu (tombak yang mata tombaknya diberi kapur) berarti mohon bantuan sebesar mungkin karena bila tidak, seluruh suku akan mendapat bahaya.
         Mengirim Abu, berarti ada rumah terbakar.
         Mengirim air dalam seruas bambu berarti ada keluarga yang telah mati tenggelam, harap lekas datang. Bila ada sanak keluarga yang meninggal karena tenggelam, pada saat mengabarkan berita duka kepada sanak keluarga, nama korban tidak disebutkan.
         Mengirim cawat yang dibakar ujungnya berarti salah seorang anggota keluarga yang telah tua meninggal dunia.
         Mengirim telor ayam, artinya ada orang datang dari jauh untuk menjual belanga, tempayan tajau.
         Daun sawang/jenjuang yang digaris (Cacak burung) dan digantung di depan rumah, hal ini menunjukan bahwa dilarang naik/memasuki rumah tersebut karena adanya pantangan adat.
         Bila ditemukan pohon buah-buahan seperti misalnya langsat, rambutan, dsb, didekat batangnya ditemukan seligi dan digaris dengan kapur, berarti dilarang mengambil atau memetik buah yang ada dipohon itu.

Tugas PKn             :  Suku-suku yang ada di Indonesia
Nama                     :  Fathur Rahman
No. Absen              :  14
Kelas/Sekolah       :  3C – SD Pembangunan Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dalam berkomentar diharapkan menggunakan bahasa yang santun dan jelas ya.....
Dimohon tidak beriklan di sini!!!
Terima kasih