SUKU ABUI
Suku Abui adalah suku yang menghuni kampung tradisional Takpala di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam legenda dikisahkan bahwa Suku Abui adalah pendiri kerajaan tertua yang pernah ada di Alor, yaitu Kerajaan Abui yang didirikan di pedalaman Pegunungan Alor. Strata sosial dalam Suku Abui dibagi dalam tiga kelompok, yaitu Suku Kapitang atau suku perang, Suku Aweni yang terdiri dari kaum raja/bangsawan, dan Suku Marang atau suku perantara. Setiap suku memiliki kewenangan sesuai kedudukannya masing-masing. Biasanya, ketiga kelompok suku ini saling berinteraksi saat menjalankan suatu pekerjaan. Misalnya, sebagai suku raja, Suku Marang memberi perintah kepada Suku Aweni untuk disampaikan kepada Suku Kapitang agar pergi berperang.
Pakaian
Suku Abui memiliki pakaian tradisional yang terbuat dari kain sejenis songket. Pakaian pria dan wanita memiliki namanya masing-masing. Untuk pakaian wanita disebut noang sedangkan untuk pakain pria disebut keng. Cara menggunakan pakaian ini sangat mudah karena hanya dililit saja.
Makanan
Makanan pokok kesehariannya pun bukan nasi, melainkan jagung. Jagung rrebus ini biasa mereka sebut dengan fatmamal. Jagung rebus yang satu ini lain daripada yang lain karena mereka memasaknya dengan setengah matang. Semua itu dimaksudkan agar yang memakan jagung rebus lebih cepat kenyang dan dapat menahan lapar lebih lama.
Rumah Adat
Masyarakat suku Abui beristirahat dirumah peristirahatan atau tofa. Rumah ini seperti rumah panggung namun dibagian bawahnya ada tempat tambahan. Karena dirumah tersebut pria dan wanitanya tidur secara terpisah. Wanita dibagian atas dan pria dibagian bawah.
Kebiasaan
Walau hidup dengan gaya masih sangat tradisional, bukan berarti mereka tidak memiliki kegiatan setiap harinya. Untuk suku tersebut, pantang yang namanya bermalas-malasan. misalnya, keseharian para laki-laki, baik orang dewasa maupun anak kecil adalah berburu babi, membuat panah, dan membuat rokok dari tembakau yang dilinting. Untuk para wanitanya adalah berkebun, mencari sayuran, memasak dan mengambil air.
Kehidupannya memang sangat sederhana, ditambah mereka tidak merima listrik untuk kesehariannya. Mereka masih berpegang teguh bahwa alam tidak boleh ada yang mengganggu. Yang menarik dari suku ini adalah rasa kebersamaan dan nilai-nilai yang masih dijalankan dengan teguh, disaat gempuran globalisasi dan modernisasi di zaman sekarang. Rasa kebersamaan ini yang membuat Suku ini tetap hidup. Nilai-nilai yang mereka tanamkan terasa tidak ada paksaan ataupun beban, tetapi memang suatu keharusan untuk menjalani hidup apa adanya. Mereka memiliki cara tersendiri untuk menjalani hidupnya.
Kehidupannya memang sangat sederhana, ditambah mereka tidak merima listrik untuk kesehariannya. Mereka masih berpegang teguh bahwa alam tidak boleh ada yang mengganggu. Yang menarik dari suku ini adalah rasa kebersamaan dan nilai-nilai yang masih dijalankan dengan teguh, disaat gempuran globalisasi dan modernisasi di zaman sekarang. Rasa kebersamaan ini yang membuat Suku ini tetap hidup. Nilai-nilai yang mereka tanamkan terasa tidak ada paksaan ataupun beban, tetapi memang suatu keharusan untuk menjalani hidup apa adanya. Mereka memiliki cara tersendiri untuk menjalani hidupnya.
Tugas PKn : Suku-suku yang ada di Indonesia
Nama : M. Ilhan Ghiffary
No. Absen : 23
Kelas/Sekolah : 3C – SD Pembangunan Jaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dalam berkomentar diharapkan menggunakan bahasa yang santun dan jelas ya.....
Dimohon tidak beriklan di sini!!!
Terima kasih